Jakarta – Proyek kereta api semi cepat Jakarta-Surabaya yang tersebut sempat dihapus dari Proyek Penting Nasional (PSN) Presiden Joko Widodo kemudian muncul kembali pada era Presiden Prabowo Subianto. Kementerian Perhubungan berharap bahwa proyek ini bisa saja direalisasikan dengan menggunakan skema pendanaan swasta, tidak menggunakan Anggaran Pendapatan juga Belanja Negara (APBN).
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Risal Wasal pada waktu ini pihaknya masih mengkaji proyek yang dimaksud kemudian juga mengkaji rute mana yang tersebut akan dilewatinya.
“Sesuai arahan Pak Menteri, kami coba mengkaji untuk mengawasi lagi, menghidupkan kereta semi cepat Jakarta-Surabaya. Rutenya apakah lewat tengah, utara, atau selatan,” kata Risal terhadap CNBC Indonesia, Hari Sabtu (8/3/2025).
Selain itu, Risal juga memaparkan proyek ini akan dilanjutkan dengan pembangunan ekonomi penuh dari swasta atau melalui skema Kerja Sama eksekutif dengan Badan Usaha (KPBU) unsolicited. Ia menyampaikan tiada akan mengandalkan Anggaran Pendapatan dan juga Belanja Negara (APBN) di proyek ini.
“Kalau full investasi, mampu penugasan atau penunjukan langsung. Tapi kalau KPBU unsolicited, kami akan menunjuk dia (swasta) sebagai pemrakarsa dan juga itu akan dilelang,” ujar Risal.
![]() Pesaing Whoosh! Ini adalah Kereta Cepat sekali Merah Putih Buatan RI |
Sebelumnya, Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi juga berupaya mewujudkan proyek ini tanpa membebani APBN, sehingga nantinya swasta yang digunakan akan datang diminta untuk menggarap proyeknya.
“KCIC telah sampai Bandung, tapi telah mengungkap kajian ke Surabaya, kami menerbitkan prospek semi cepat identik dengan yang lain, kita mengakses dengan swasta. Selagi tidaklah membebani anggaran, kami terbuka jika nggak membebani APBN,” kata Dudy dikutipkan Kamis (6/3/2025).
Kajian yang mana sedang berlangsung pada kelanjutan proyek kereta semi cepat ini diantaranya menghitung untung merugi jalur yang digunakan.
Saat ini ada tiga jalur yang digunakan berisiko digunakan, yakni jalur utara, jalur sedang kemudian jalur selatan. Selain itu, pertimbangan lainnya ialah kemampuan penduduk pada membeli tiket yang dimaksud sesuai. Hal itu juga berpengaruh pada nilai penanaman modal awal.
“Kita punya beberapa alternatif seperti beberapa negara lain kereta punya beberapa model yang digunakan melayani penduduk kita punya middle speed, hign speed, kita meninjau penanaman modal yang tersebut dapat terserap, daya beli kita pertimbangkan, high speed berapa yang mana dibayar masyarakat, jadi mana yang tersebut paling memungkinkan, itu yang digunakan kita kejar,” sebut Dudy.
Kereta semi cepat akan menggunakan jenis kereta api yang digunakan berkecepatan menengah yakni mencapai 160 km per jam. Sedangkan untuk kereta cepat yang dimaksud sudah beroperasi, kecepatannya bisa jadi mencapai 350 km per jam. Kemenhub juga mengkaji apakah PT INKA (Persero) akan kembali melibatkan untuk memproduksi kereta semi cepat Jakarta-Surabaya.
Next Article Kemenhub Lapor DPR Ada 157 Kloter Penerbangan Haji 2024 Alami Delay
Artikel ini disadur dari Jokowi Gagal Bangun, Proyek KA Semi Cepat JKT-SBY Dihidupkan Prabowo