Jakarta – Badai pemutusan hubungan kerja (PHK) kembali melanda sektor manufaktur RI. Terdapat dua pabrik sepatu yang digunakan memasok untuk brand internasional yaitu Nike sudah pernah melakukan PHK melawan ribuan pekerjanya. Kedua pabrik yang dimaksud berada di dalam Daerah Tangerang, Banten.
Antara lain, PT Adis Dimension Footwear kemudian PT Victory Ching Luh Indonesia. Kabarnya, PT Adis Dimension Footwear melakukan PHK terhadap sekitar 1.500 pendatang pekerja, sedangkan PT Victory Ching Luh memangkas sekitar 2.000 karyawannya.
Mengutip web resmi, pabrik PT Victory Chingluh Negara Indonesia yang mana berlokasi dalam Pasar Kemis, Tangerang, Banten ini memproduksi untuk Nike.
Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Nusantara (APRISINDO) Yoseph Billie Dosiwoda membenarkan kabar PHK massal tersebut. PHK, kata dia, adalah langkah yang dihindari perusahaan. Apalagi, ke awal tahun seperti ini, penyerapan tenaga kerja berkontribusi penting bagi perekonomian Indonesia.
“Informasi ini benar adanya, setelahnya mengomunikasikan dengan Public Affair pihak Nike. Kami dari asosiasi prihatin menghadapi keadaan ini. Di mana teman-teman anggota berjuang stabil agar bukan muncul PHK,” katanya untuk CNBC Indonesia, Hari Sabtu (8/3/2025).
“Kedua perusahaan telah terjadi melakukan tanggung jawabnya kemudian memberikan kompensasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan, apa yang mana berubah menjadi hak pekerja yang sudah pernah di-PHK,” sambung Billie.
Billie menjelaskan, PHK sudah dilaksanakan bertahap sejak November 2024.
“Ini terjadi sebab mengalami order yang digunakan tak menentu juga bahkan cenderung turun. Serta tidak ada imbang dengan biaya produksi sebagai perusahaan di dalam kawasan berikat yang digunakan khusus melakukan ekspor ke luar negeri (internasional),” sebutnya.
“Kondisi ini terpaksa dilaksanakan sebagai jalan yang dimaksud ditempuh perusahaan akibat tingginya biaya upah sektoral dan juga UMR pada sedang order yang mana turun. Tidak mungkin saja pekerja dibayar tanpa ada tahapan produksi,” ungkap Billie.
APRISINDO, lanjutnya, juga menerima keluhan dari perusahaan alas kaki/ sepatu yang dimaksud anggotanya, terkait regulasi upah yang berbeda-beda juga mengalami kenaikan yang mana cukup tinggi. Akibatnya, kata dia, perusahaan tiada mampu membayar di dalam keadaan order yang tidak ada menentu.
“Kami berharap ini berubah jadi perhatian pemerintah, khususnya Kementerian Tenaga Kerja lalu Disnaker Provinsi pada memperbaiki serta menerapkan regulasi pengupahan yang tersebut win-win solution, saling menguntungkan agar tak muncul PHK dengan menciptakan iklim perniagaan yang mana kondusif dalam wilayah ini,” tukasnya.
Billie memastikan, hingga ketika ini, kedua perusahaan itu tak menghentikan operasional produksinya.
“Sampai ketika ini kedua pabrik yang disebutkan tidak ada tutup, masih sebatas pengurangan pekerja dengan PHK yang dimaksud diatasi pihak perusahaan,” katanya.
Artikel ini disadur dari Ini Dia 2 Pabrik Sepatu Nike di Banten yang PHK 3.000-an Orang