Daftar Isi
- Sanken Indonesia
- Yamaha Product Asia serta Yamaha Indonesia
- Pabrik Sepatu Nike
- PT Danbi International
Jakarta – Awan kelabu sektor bidang ke Nusantara belum usai. Setelah penutupan pabrik tekstil marak berlangsung sepanjang 2024, pada tahun ini kondisinya tak berbagai berubah.
Yang paling besar adalah PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex beserta anak usahanya PT Sinar Pantja Djaja, PT Bitratex Industries, kemudian PT Primayudha Mandirijaya. Pasca pailit kemudian kalah di kasasi, Sritex Group dipaksa harus menerima kenyataan harus bangkrut kemudian mengemukakan seluruh aset ke kelompok kurator.
Imbas dari langkah ini, buruh Sritex terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal. Berdasarkan sumber data Disnakertrans Jawa Tengah, total PHK buruh Sritex sejak 2024 sebanyak-banyaknya 10.669. Rinciannya adalah PT Bitratex Semarang 1.065 penduduk PHK Januari 2025, PT Sritex ke pabri Sukoharjo 8.504 penduduk pada 26 Februari 2025, PT Primayuda Boyolali 956 khalayak pada 26 Februari 2025, PT Sinar Panja Jaya Semarang 40 warga pada 26 Februari 2025, lalu PT Bitratex Semarang 104 penduduk pada 26 Februari 2025.
Selain Sritex, ada pabrik lain yang juga sudah ada tutup juga bersiap-siap menghentikan pabriknya serta melakukan PHK massal. Berikut daftarnya.
Sanken Indonesia
PT Sanken Nusantara akan menghentikan lini produksi pada bulan Juni 2025. Adapun produk-produk yang tersebut dihasilkan PT Sanken Tanah Air adalah swicth mode power supply dengan kapasitas produksi sebesar 3,95 jt pcs per tahun lalu transformator dengan kapasitas produksi mencapai 4,32 jt pcs per tahun. Pangsa pangsa merek untuk sektor otomotif serta elektronik.
Ada 2 alasan utama mengapa PT Sanken Indonesi tutup. Pertama, tidak ada ada dukungan pemutakhiran desain lalu teknologi dari induk perusahaan di dalam Negeri Sakura akibat jualan divisi terkait. Alasan kedua, yaitu perusahaan tak mampu bersaing untuk menyesuaikan dengan produk-produk baru.
PT Sanken Negara Indonesia berdiri sejak tahun 1997 ke kawasan sektor MM 2100 Kota Bekasi, Jawa Barat. Total penanaman modal yang telah terjadi mereka gelontorkan sebanyak Rp49 miliar yang mana merupakan penyetoran modal asing (PMA). Organisasi ini menerima tenaga kerja sekitar 457 orang. Sebanyak 459 buruh PT Sanken Indonesi terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Yamaha Product Asia kemudian Yamaha Indonesia
Dua pabrik berlabel Yamaha juga akan melakukan penutupan operasinya. Akibatnya, banyaknya 1.100 pekerja terancam kehilangan pekerjaan.
Presiden Federasi Serikat Pekerja Metal Nusantara (FSPMI), Riden Hatam Aziz mengungkapkan, dua pabrik Yamaha yang akan tutup adalah PT Yamaha Music Product Asia ke kawasan MM2100 Bekasi juga PT Yamaha Nusantara dalam Pulo Gadung, Jakarta. Keduanya memproduksi alat musik Piano.
“PT Yamaha Music Product Asia yang berlokasi di dalam kawasan lapangan usaha MM2100, Bekasi akan tutup pada akhir Maret 2025. Pabrik ini mempekerjakan sekitar 400 orang. Sementara PT Yamaha Tanah Air dalam Pulo Gadung, Jakarta, yang tersebut mempunyai 700 karyawan akan berhenti beroperasi pada akhir Desember 2025,” ungkap Riden untuk CNBC Indonesia.
Kedua pabrik yang dimaksud merupakan divisi produksi piano kemudian mempunyai hubungan dengan induk usaha mereka Yamaha Corporation. Menurut Riden, langkah penutupan diambil akibat permintaan bursa yang dimaksud terus menurun, sehingga produksi pun akan dialihkan ke pabrik Yamaha di China juga Jepang.
![]() Karyawan PT Sritex terakhir melakukan kerja di perusahaannya ke Sukoharjo, Jawa Tengah, hari terakhir pekan (28/2/2025). Setelah putusan pengadilan yang tersebut menyatakan Sritex pailit, sekarang kendali berhadapan dengan perusahaan ada di dalam tangan kurator. (Photo by DIKA / AFP) |
Pabrik Sepatu Nike
Ada 2 pabrik sepatu yang digunakan memasok untuk brand internasional dilaporkan telah terjadi melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) menghadapi ribuan pekerjanya. Pabrik yang dimaksud berlokasi pada Wilayah Tangerang, Banten.
Kedua perusahaan itu adalah PT Adis Dimension Footwear lalu PT Victory Ching Luh Indonesia. Dikabarkan, PT Adis Dimension Footwear melakukan PHK terhadap sekitar 1.500 warga pekerja, sedangkan PT Victory Ching Luh memangkas sekitar 2.000 karyawannya.
Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Tanah Air (APRISINDO) Yoseph Billie Dosiwoda membenarkan kabar PHK massal tersebut. PHK, kata dia, adalah langkah yang dimaksud dihindari perusahaan. Apalagi, dalam awal tahun seperti ini, penyerapan tenaga kerja berkontribusi penting bagi perekonomian Indonesia.
“Informasi ini benar adanya, setelahnya mengomunikasikan dengan Public Affair pihak Nike. Kami dari asosiasi prihatin berhadapan dengan keadaan ini. Di mana teman-teman anggota berupaya stabil agar tak berjalan PHK,” katanya terhadap CNBC Indonesia.
“Kedua perusahaan telah lama melakukan tanggung jawabnya lalu memberikan kompensasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan, apa yang dimaksud berubah menjadi hak pekerja yang digunakan telah terjadi di-PHK,” sambung Billie.
Billie menjelaskan, PHK telah dilakukan direalisasikan bertahap sejak November 2024.
“Ini muncul dikarenakan mengalami order yang tersebut bukan menentu dan juga bahkan cenderung turun. Serta tidaklah imbang dengan biaya produksi sebagai perusahaan pada kawasan berikat yang mana khusus melakukan ekspor ke luar negeri (internasional),” sebutnya.
PT Danbi International
Sekitar 2.079 penduduk pekerja PT Danbi International yang dimaksud berlokasi dalam Garut, Jawa Barat berada dalam menanti kejelasan nasib. Pabrik tempat dia bekerja berhenti beroperasi sejak Rabu, 19 Februari 2025.
Mediator Hubungan Industrial Ahli Muda Disnakertrans Daerah Garut Asep Yudi Tahajudin menjelaskan, pabrik yang disebutkan ditutup-menghentikan produksinya setelahnya kurator melakukan penyegelan pada Selasa malam, 18 Februari 2025. Hal itu dilaksanakan dikarenakan PT Danbi International sedang pada serangkaian pailit kemudian kurator menyegel pabrik untuk mengamankan aset.
Menurutnya, penyegelan itu dapat dijalankan segera oleh kurator tanpa harus menanti persetujuan. Karena itu, penyegelan-penutupan mendadak itu memang sebenarnya tahapan yang digunakan terpaksa harus muncul di serangkaian pailit.
Sementara itu, Yudi mengungkapkan, PT Danbi International memproduksi bulu mata palsu untuk lingkungan ekonomi ekspor. PT Danbi International berdiri tahun 1987, beroperasi mulai 1989. Belakangan PT Danbi International mulai tak mampu bersaing. Hingga kemudian kesulitan serta harus masuk di rute pailit.
“Stoknya menumpuk, bukan sanggup dijual. Stok itu sejumlah sekali. PT Danbi International ini produknya ke ekspor, namun kemudian kalah saing dengan barang China,” ujarnya.
Next Article PHK Horor Jadi Mimpi Merugikan di 2024, Buruh Kini Dihantui PPN 12%
Artikel ini disadur dari Daftar Pabrik di RI PHK Besar-besaran 2025: Ada Sritex Sampai Sanken